Kota yang dinanti untuk dikunjungi berikutnya adalah Melbourne. Keindahan kotanya telah aku lihat melalui foto-foto yang diambil suamiku setelah beberapa kali terbang ke sana.
Bangunan -bangunan tua menjadi daya tarik kota ini. Itu pula yang mendorong aku untuk pergi ke sana. Entah mengapa bangunan tua selalu menarik perhatianku. Dan ingin menjadi bagian darinya.
Kemudahan mendaoat jadwal terbang ke sana dan pengurusan visanya membuat aku antusias untuk mencari info apa saja tempat yang menarik untuk aku kunjungi.
Berbagai blog dan tulisan perjalanan menjadi makanan sehari-hari memilah tempat di Melbourne. Bahkan teman-teman yang ada di sana aku hubungi untuk mendapat info yang lebih tepat.
Waktu dua hari rasanya tak cukup untuk ,emgunjungi semuanya. Skala prioritas terpaksa harus kubuat.
Hari pertama kami sampai sudah siang, setelah beristirahat sebentar kami memutuskan makan siang di sebuah resyo vietnam. Memang masakan vietnam menjadi salah satu favoritku ketika kami berada di Jakarta. Mirip memang dengan masakan Indonesia. Masakan berkuah jadi daya tarik tersendiri buatku. Sayang, resto vietnam yang kami kunjungi di Melbourne sedikit rasis,,,bayangkan, hanya kami berdua yang dilayani lama,,,,sementara yang lain butuh waktu singkat. Kesal ada, namun tetap mencoba menahan diri, karena kelezatan masakan vietnam memang telah membuat aku jatuh cinta.
Berkeliling kota Melbourne sangatlah mudah, ada trem gratis yang siap mengantar kami kemana saja. Dengan trem kami melihat Melbourne City Marina,,,,yang kebetulan saat kami ke sana sedang ada persiapan untuk festival marine. Kapal laut dan pesiar dapatnkami lihat dari jarak dekat. Sungguh menakjubkan melihat kapal itu dengan desain modern dan lengkap. Resto - resto cantik menghiasi pelabuhan. Dan kami sempat menikmati es krim Itali sambil menikmati kecantikan kapal di pelabuhan. Saat kami di sana, Melbourne suhunya mencapai 35 derajat dan mengalami siang yang lebih panjang dimana matahari terbenam pada pukul 9 malam waktu Melbourne yang berarti pukul 12 malam waktu Indonesia.
Setelah hampir 2 jam, kami memutuskan kembali ke dekat hotel menuju Sungai Yarra, keindahan Yarra menjadindaya tarik tersendiri bagi turis. Kecantikan Yarra dinikmati dengan banyaknya resto dan cafe di pinggiran sungai dan aktivitas penduduk berolahraga, bersepeda, dan bercano. Sungguh pemandangan yang tak terlupakan. Design jembatan yang anggun menambah keindahan sungai ini.
Bertepatan dengan Chinesse Year betuntung bagimkami untuk melihat festival chinesse year di Melbourne. Pastinya barongsai menjadi jagoannya. Banyak juga komunitas chinesse di melbourne, menambah semarak festivalnya. Penonton duduk di atas rumput plastik bak hamparan karpet menikmati pertunjukkan. Bahkan kembang api yang sudah menjadi tradisi warga tionghoa pun tak ketinggalan memeriahkan suasana.
Hampir menjelang malam, kami menuju webb bridge,,,,keindahan jembatan ini aku ketahui dari sebuah blog perjalanan. Penasaran,,,,dengan trem terakhir kami menuju webb bridge, karenan memang jembatan ini lebih indah diabadikan waktu malam.
Perlengkapan kamera telah siap, bahkan blitz dan tripod pun kami bawa hanya jntuk mengabadikan webb bridge. Aneh memang menurut beberapa warga lokal di sana, penasaran kami untuk mengunjunginya. Tapi,,,,wow,,,,hasilnya sungguh membuat kami tercengang dan puas. Dan ternyata, webb bridge menjadi tempat syuting terbaik pula di sana, terbukti ketika kami berada di sana, syuting sedang berlangsung. Warga lokal sempat melihat hasil foto kami,mdan mereka berkata,,,"nice"
No comments:
Post a Comment