Monday, April 14, 2014

Beauty of Japan

Akhirnya kesampaian juga menginjakkan kakiku di Jepang. Sakai tepatnya.
Walaupun saatnya tidak tepat, karena kami jalan- jalan di Jepang saat winter.
Perjalanan pesawat kurang lebih 7 jam terbayar sudah.
Kami mendarat di bandara kota Sakai, Jepang pada pagi hari.

Setelah beristirahat di hotel selama 2 jam kami hunting tempat makan di mall dekat hotel.
Saatnya makan sukiyaki asli Jepang.
Rasanya tidak jauh berbeda dengan sukiyaki yang pernah aku makan di pesawat.
Satu set sukiyaki pesananku sangat lengkap dengan nasi dan sayur.
Resto di Jepang umumnya kecil, tidak luas seperti di Indonesia.

Yang menarik dari resto sukiyaki itu buatku adalah adanya origami di kasir,,,,banyak sekali origaminya. Lucu-lucu bentuknya,,,mulai dari tas jinjing bentuknya, sepatu high heel, kotak perhiasan, semua ada dan kelihatan rumitnya.
Sambil suamiku membayar sukiyaki yang kami makan, aku asyik melihat origami sambil dibolak balik, karena aku lihat, satu origami membutuhkan lebih dari 2 kertas sepertinya. Entah bagaimana, dengan bahasa seadanya kasir Jepang itu menawarkanku untuk mengambilnya 1,,,,boleh dipilih,,,,senangnya.

Perjalanan kami lanjutkan ke museum house and living,,,,,di daerah apa yah,,,,rada lupa,,,,yang jelas kita naik kereta subway Jepang. Keren banget stasiun di Jepang tuh,,,,teratur, rapi, sampai berjalan di eskalator pun ada aturannya. Kalau mau buru- buru kita berjalan di kanan, karena yang berjalan di sebelah kiri untuk orang-orang yang mau agak santai.

Perjalanan ke museum agak jauh tapi seru, ternyata museumnya ada di lantai 7 sebuah gedung, i can't believe it,,,keren. Kami ikuti petunjuk, akhirnya sampai ke museum itu. Kenapa mau ke museum itu?karena kita diperbolehkan memakai kimono 30 menit sambil narsis di museum yang dibuat seperti rumah Jepang. Ada ruang tamunya, kamar mandi, toko, kamar minum teh, sumur, dapur, sampai kamar tidurnya.

Feelnya juga dapet banget. Mereka membuat sound dan efek cahaya yang bagus. Serasa kita menikmati suasana Jepang dari shubuh sampai malam. Suara ayam berkokok dan langit yang bisa berubah-ubah dari gelap sampai terang , bahkan sound effect halilintar dan hujan pun mereka buat. Mmmmhhh,,,,perasaanku ikut hanyut terbawa suasana. Sepertinya sewa 20rb rupiah selama 30 menit, udah kelewatan tuh, dan mereka gak bikin kita jadi buronan kimono, boleh tetep menggunakannya selama masih di dalam gedung.

Terdapat pula meseum tokoh kartun anak-anak Jepang yang juga populer di Indonesia serta alat-alat teknologi seperti rice cooker, mesin jahit, televisi, kulkas sejak jaman dahulu. Ada juga diorama kapal penjelajahan Jepang, dsb.

Hari berangsur malam,,,,perjalanan naik kereta di jepang sangat2 aku nikmati. Bak anak pramuka sedang mencari jejak kami berdua mempelajari peta yg selalu ada di saku. Senangnya luar biasa,,,,so excited.
Perjalanan menuju hotel membuat aku selalu tersenyum,,,,saat winter Jepang mengasyikkan. Dan makan malam pun di tempat yang sama dengan lunch tadi. Sukiyaki maknyus. Menikmati sukiyaki di negara asalnya. Alhamdulillah.

Hari kedua di Jepang, kami telah mempersiapkan rencana perjalanan malam hari. KYOTO i'm comiiiing. Yeeeaaayyy,,,,,
Seperti biasa, untuk mengurangi rasa bersalah sebagai orang Indonesia, yang kalau malu bertanya sesat di jalan,,,,kami pun bertanya ke salah seorang resepsionist, bagaimana cara sampai ke Kyoto, walaupun sebenarnya kami sudah sedikit mengerti, hahahahaha,,,,dan alhasail karena bahasa inggris orang Jepang tuh sesuatu,,,,bukan tambah ngerti,,,tambah bingung,,,,hahahahaha,,,,

Kami berganti kereta hanya sekali,,,dan hebatnya Jepang,,,,mungkin bs dicontoh,,,dari Sakai ke Kyoto beda region,,,kami harus membeli tiket terusan selama satu hari, sehinggambisa mengelilingi kyoto tanpa batas dan harus mengeluarkan biaya lagi walaupun naik turun kereta. Dan mereka melengkapi tiap stasiun dengan informasi tempat wisata yang ada di sekitar stasiun,,,wow!!!

Tujuan pertama kami ke istana raja Jepang,,,,dahulu kerajaan berpusat di Kyoto,,,sebelum akhirnya pindak ibukota ke Tokyo. Agak sulit mencari letak imperium place, beberapa orang Jepang yang kami temui kebetulan tidak bs berbahasa Inggris, alhasil kami berhenti sejenak untuk lunch di sebuah restoran yang menyediakan tempura,,,,pesta tempura dimulaii,,,,
Sejenak kami perhatian sepasang  muda mudi yang akan melangsungkan pernikahan menuju kuil terdekat lengkap dengan kimononya, dengan berjalan kaki, perjuangaaan,,,,hehehehe,,,,

Setelah perut di isi, pikiran kami jernih,,,,imperium place ternyata berada tepat di sebrang kiri restoran tempat kami makan,,,,ampyuuun,,,,memang luas sekali,,,,dan hanya berpagar pohonan rapat dan rimbun.

Sambil berlari kami semangat melihat istananya,,,,namun ooowww,,,, seperti istana bogor,,,,siapapun yan ingin masuk istana harus  mendapat surat ijin yang minimal diurus 2 hari sebelumnya. Gleeek,,,gimana ini????

Untunglah ada museum kerajaan yang buka, kami masuk gratis, namun harus berganti sepatu dengan sendal Jepang yang telah disediakan. Museum terdiri dari beberapa ruangan,berisi peninggalan kerajaan Jepang dahulu beserta rencana restorasi bangunannya.

Koleksi binatang seperti kupu-kupu yang dahulu banyak berada di sekitar kerajaan, pohon dengan lingkar tahun tertua yang ada di istana. Bentuk bangunan yang bersekat kayu geser menambah unik museum ini yang memang merupakan ciri khas arsitektur Jepang. Di komplek istana raja juga terdapat taman besar yang menjadi tempat berkumpul masyarakat untuk sekedar mengajak anjingnya berjalan-jalan,,,,kakek yang membawa cucunya untuk  olahraga atau nai, sepeda bersama suami dan anak2nya.

Daerah kerajaan itu luas sekali,,,,terdapat pula makam. Tak begitu lama kami habiskan waktu di sana,,,kemudian kami naik kereta menuju Shreine Kuil,,, Kuil ini adalah lumayan besar di Kyoto,,,,banyak muda-mudi, pasangan suami istri,,,keluarga berdoa di sana lengkap menggunakan kimononya. Tatacara berdoa mereka sedikit beda dengan cara Chinesse. Pertama mereka hormat dahjlu, kemudian menggerakkan lonceng,lalu berdoa, menggerakkan lonceng lagi, kemudian melempar koin ke tempat yang telah disediakan.

Kemudian kami berjalan menuju lokasi syuting Last Samurai,,,,kuil yang tak jauh dari Shrine kuil,,,namun kami tak boleh masuk ke dalam,,,,hanya boleh mengambil foto dari luar pagar,,,,kami mengambil view yang agak jauh dari pagar kuil,,,,namun hasilnya sangat2 bagus.

Kemudian selepas matahari terbenam,,,,kebetulan saat winter, matahari terbenam pukul 5 sore,,,,kami pun melangkah pulang setelah puas berfoto. Di tengah perjalanan menuju stasiun kami menemui toko yang menjual kimono,,,,mampirlah kami melihatnya. Tak menyangka ternyata suamiku membelikan aku kimono,,,,wow,,,,sesuatu,,,,lengkap dengan asesorisnya,,,,ikat pinggang dan selop Jepangnya. Harga kimono lebih murah dibandingkan hiasan pinggang seperti belt itu sodara2....aku menggunakan kimono dibantu oleh si penjual, sambil malu2, dia memakaikan aku kimono, sambil berulang kali minta maaf, mungkin,,,karena bicara dalam bahasa Jepun. Hehehehehe. Aku ra mudeng pak'e celoteh suamiku,,,,,wis terusne,,,

Perjalanan dati Kyoto ke Sakai menggunakan kereta menempuh 1 jam perjalanan,,,,satu2nya orang berkimono di kereta saat itu,,,,sesuatu,,,apalagi yang berkimono ini gak diet,,,,alhasil hanya satu2nya orang yang lemu buntel saat itu.

Akhirnya sampai juga di Sakai, dan pakaian kimonoku sudah acak2an,,,,,gak karuan bentuknya,namun satu yang aku pikirkan saat itu,,,,tempuraaa time,,,,dan tentu saja udon,,,,supmyang bebas babi menurut pelayan resto waktu itu,,,,karena setiap kuah udon dibuat dari ikan. Aaamaaan,,,,,selamat menikmati,,,,tempura udang, dan tempura ubi alias ubi goreng, wkwkwkwk,,,,,jauh2 ke jepang makan ubi goreng,,,,porsi kecil pula,,,,kalau aku biat sendiri di Indonesia,,,,bisa goreng sekilo gak abis2.

Perjalanan ke Sakai masih menyisakan tempat-tempat yang belum sempat kami kunjungi. Namun ada kepuasaan tersendiri buat aku. Alhamdulillah nikmat yang tiada tara kepada Allah karena memberi kesempatan ini.

Selama menunggu di bandara Sakai masih sempat aku berbicara dengan orang Indonesia yang lama tinggal dan bekerja di sana. Beliau seorang bapak yang menceritakan bagaimana disiplinnya orang Jepang. Suatu ketika supirnya, yang orang Jepang membawanya pulang ke rumah melewati suatu jalan yang tidak boleh dilewati kecuali tanpa kartu pas yang harus diperpanjang dalam masa waktu tertentu. Hanya saja sudah habis, namun supir Jepang inintidak diberitahunya. Kemudian pas turun, si Bapak mencetitakan bahwa kartu pasnya sudah habis masa berlakunya. Si orang Jepang ini kelihatan menyesal sekali . Dan keesokan harinya, si orang Jepang tadi tudak mau diajak pulang melewati tempat yang kemarin, dan menanyakan ke si Bapak apakah ijin melewati jalan tersebut sudah diperpanjang, wah, wah, wah,,,,kok yah gak ada polisi dan penjaga dia gak mau masuk jalan itu,padahal gak dicek juga kartu pasnya. Budaya taat peraturan dan malu jika melanggar ini yang kita butuhkan di sini.

Kemudian si Bapak cerita lagi, pernah suatu ketika melihat oang Jepang menunggu di pintu pagar kantornya, sampai kantor itu buka. Seharusnya kantor buka misalnya jam 8mpagi, dia datang jam 7 pagi, karena datang lebih awal, si orang Jepang tadi terpaksa menunggu di pintu gerbang sampai buka pagarnya. Coba kalau orang Indonesia, gak bakalannya mau datang lebih dahulu, ada juga datang paling akhir. Kalaupun bis atau keretanya lebih cepat dari biasanya, akhirnya mereka rata2 menunggu di warung sambil ngerokok, atau ngeburcang atau ngeburyam, hehehehehe,,,,jarang kita lihat mereka setia menunggu di depan pagar sampai pagar itu dibuka.

Kemudian yang menarik adalah ketika si Bapaka bercerita tentang pengelolaan sampah di Jepang. Dalam satu RT sebut saja mereka ounya bak oenampungan sampah sendiri. Dan memiliki waktu angkut yang sudah pasti, yaitu sebelum jam 10 pagi. Dan sudah dipisahkan sampah organik dan sampah plastik. Dan pengangkutannya pun sudah diatur. Sampah plastik diangkut setiap hari Selasa dan Sabtu. Dibawa oleh ttuk pengangkut ke sebuah lahan kosong yang sudah ada mesin pengolah sampahnya. Yang sampah plastik didaur ulang menjadi bahan yang berguna lagi.

Singkat pembicaraannya namun padat. Dan sangat inspiratif. Mengingat persoalan sampah di kita masih pelik, mengingat mesin pengolah sampah merupakan investasi yang masih mahal, dan masih sangat sedikit jumlahnya. Pe er yang berat bagi setiap pemimpin yang akan berkuasa.

Depan lift gedung, lantai 8 dan 9 adalah lokasi museum house and living of Japan


Pengalaman pertama dan tak terlupakan, pake kimonooooo yaeeayyy,,,,hanya 12yen/30 menit, aslinya 1 jam boleeh,,,,

No comments:

Post a Comment